Minggu, 17 April 2016

Interupsi Tuhan



"JANGAN MENGHAKIMI SAUDARAMU"

Berdasarkan Alkitab (Roma 14), jelas disini tertulis janganlah kita menghakimi sesama kita, Siapakah kamu sehingga engkau menghakimi saudaramu?? Pada ayatnya yang ke 10 “Tetapi engkau, mengapa engkau menghakimi  saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah,” sambungannya pada ayat 11 dan 12, “Karena ada tertulis : Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah. Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.”
Jika demikian yang telah di firmankan Allah melalui Rasul Paulus kepada jemaat di Roma pada waktu itu, sudah seharusnya kita yang ada saat ini membaca, mendengar dan juga mengaplikasikannya dalam hidup kita ini, mengapa?? Karena Allah yang dahulu ada dan berfirman bagi jemaat Tuhan di Roma adalah juga Allah yang sama bagi masing masing kita sekarang, dimana dan bagaimana dan sebagai apapun kita sekarang ini. Perlu untuk merenungkan firman ini. Karena kita masing masing akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan kepada Allah, dan bukan kepada manusia, untuk itu kenapa dan mengapa dan atas dasar apakah kita harus menghakimi sesama kita??
bahkan sampai mengejek saudara kita yang memiliki kerinduan dan rasa haus akan hadirat dan firman Tuhan?? Siapakah kita???
Saya ingin sekali menuliskan tentang hal ini dikarenakan saya merasakan Tuhan berperkara bagi saya dalam hal ini, Jangan menghakimi.... (Terima Kasih Bapa atas interupsinya)!!
Saat sekarang ini, atau lebih tepatnya beberapa waktu yang lalu, saya diperhadapkan dengan situasi dan kondisi yang menurut standar dan ukuran saya sebagai manusia adalah sesuatu yang menyinggung perasaan, apalagi saya ini seorang perempuan yang selalu mendahulukan atau memprioritaskan perasaan, yang bahasa trennya Baper. Namun  saat itu saya menjadi kuat dengan firman ini, dan benar apa yang diperkatakan dalam kitab Suci bahwa didalam lemahku Tuhan lah yang berkuasa, itu dirasakan oleh Daud zaman dahulu dan menjadi mazmur Daud, saya merasakannya sekarang. Dimana saat saya merasa tidak berdaya, sang pemilik kehidupan itu yang banyak orang menyebutnya Tuhan dan saya sendiri menyebutnya Bapa, karena demikianlah yang saya rasakan dan alami, bahwa Allah hadir dalam hidup saya lebih dari Bapa Jasmani saya dan kasih setianya lebih dari kasih Ibu Jasmani saya, tanpa saya menyangkal akan kedua orang tua saya. Karena hal ini bersifat keilahian.
Sebagai manusia saya lemah dan tersinggung, namun saya bersyukur bahwa  Bapa sorgawi saya memberikan kekuatan yang tidak saya duga sama sekali, saya dalam manusia lama saya tak dapat saya bayangkan betapa emosi dan yang lebih dikenal dengan culas (sifat) saya yang dahulu akan langsung memberontak dan pasti akan terjadi suatu keburukan besar bisa dikatakan demikian. Namun untuk saat ini saya sangat bersyukur justru dalam hal demikian Tuhan berperkara bagi saya, karena saya merasakan sekarang Tuhan ada dan dekat dengan saya dan juga bagi siapapun yang memanggil-Nya. Tuhan juga tidak mengingat kesalahan dan dosa yang pernah saya lakukan, asalkan saya tidak lagi jatuh dalam dosa yang sama, Allah luar biasa, tiada Allah seperti yang saya punya dan yang banyak orang kenal sebagai Tuhan dan juruselamat. Saya hanya ingin membagikan ini agar lebih banyak lagi yang mau datang dan mendekatkan diri kepada Allah, sebab siapakah kita manusia???
kita hanyalah debu tanah, kita dilukiskan di dalam alkitab seperti bunga rumput yang hari ini ada esok akan hilang lenyap dan menurut apa yang saya dapat dari ilmu pengetahuan kita terbentuk dari atom-atom berdasarkan teori Bigbang, kita semua ini sama. Tiada satu pun yang berbeda bahwa manusia itu merupakan sebuah mesin kehidupan yang dijalankan oleh protein yang tersusun atas asam-asam amino, molekul yang sama. Tidak ada beda sama sekali. Kita manusia adalah aspek dari jiwa yang satu dan sama, hanya ilusi mayalah yang membuat kita berpikir kita ini sesuatu yang berbeda dari yang lain. Alkitab dan Ilmu pengetahun mengungkapkan hal yang sama dibagian ini, saya tidak menyinggung yang lain. Jadi dengan alasan apakah kita ini harus menghakimi sesama kita jika kita ini sama??? Jangan pernah merasa diri lebih dari yang lain, ingat apa yang ada dan melekat dalam diri kita saat ini itu semua hanya karena kasih karunia (Anugerah) dari Allah, Jangan bersandar dan mengandalkan pengertian kita sendiri. Amsal 3:5-6b ‘janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.’
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa  standar apa yang kita pakai untuk mengukur orang lain, standar itulah yang akan dipakai Tuhan untuk mengukur kita, berhati-hatilah dan berdoalah sehingga kita jangan jatuh kedalam pencobaan.
Tuhan mengasihi kita semua.

Senin, 23 November 2015

“KISAH TENTANG LINGKARAN CINTA”

Pada suatu pagi, seorang petani mengetuk pintu biara keras-keras. Ketika Pater Porter membuka pintu, petani itu mengulurkan padanya serenceng anggur besar-besar.
“Pater Porter, ini anggur terbaik dari kebunku. Harap Pater terima sebagai pemberian dariku'.
“wah, terima kasih!! Akan kuberikan langsung pada Pater Kepala, beliau pasti senang sekali.
Tidak-tidak.  Ini aku berikan kepadamu.’
“Untukku?? Tapi aku tak pantas menerima hadiah secantik ini.
“Setiap kali aku mengetuk, kau yang membukakan. Ketika panenku gagal karena kekeringan, kau beri aku sepotong roti dan segelas anggur setiap hari. Aku ingin serenceng anggur ini memberimu secercah kecintaan matahari, kecantikan hujan, dan kebesaran TUHAN.
“Pater Porter menaruh anggur itu ditempat yang mudah terlihat olehnya, dan menghabiskan sepanjang pagi mengagumi anggur itu; anggur itu betul-betul cantik. Karena itu, dia memutuskan untuk memberikan hadiah itu pada Kepala Biara, yang kata-kata bijaknya selalu merupakan berkah baginya.
"Kepala Biara sangat senang mendapatkan hadiah anggur itu, tapi lalu dia ingat salah seorang pater di biara sedang sakit, dan dia berpikir: 'Akan kuberikan anggur ini padanya. Siapa tahu anggur ini bisa sedikit menggemirakan hatinya'.
"Tapi anggur itu tidak berdiam lama di kamar pastor yang sedang sakit itu, karena pastor itu berpikir, 'Pater Cook sudah merawatku dengan telaten, memberiku makanan terbaik. Aku yakin anggur ini akan memberinya kegembiraan besar'. Dan ketika Pater Cook membawakan makan siang, pastor yang sakit itu memberikan anggur tadi kepadanya.
"Ini untukmu. Kau sangat memahami berkah-berkah Alam pada kita, dan kau pasti tahu apa yang harus dilakukan untuk anggur ciptaan TUHAN ini'.
Pater Cook terkagum kagum pada keindahan anggur itu, dan memperlihatkan kesempurnaan anggur tersebut pada asistennya. Anggur-anggur itu sangat sempurna, dan tak seorang pun bisa menghargainya dengan sepatutnya melebihi Pater Sacristan yang bertanggung jawab atas Sakramen Kudus, yang oleh semua penghuni biara dianggap sebagai orang yang betul-betul suci.
"Pater Sacristan kemudian memberikan anggur itu pada murid termuda, untuk membantunya mengerti bahwa kebesaran TUHAN bisa ditemukan pada benda-benda ciptaan-NYA yang terkecil sekalipun. Ketika sang murid menerima anggur itu, hatinya dipenuhi Keagungan TUHAN, sebab belum pernah dia melihat anggur secantik itu. Saat itu juga dia ingat hari pertama dia datang ke biara dan orang yang membukakan pintu baginya; dibukanya pintu itu telah membuat dia bisa berada di sini sekarang, di lingkungan orang-orang yang mengerti arti keajaiban.
"Tidak lama sebelum hari gelap, dia membawa anggur itu kepada Pater Porter.
"Makan dan nikmatilah. Anda telah menghabiskan sebagian besar waktu anda di sini sendirian, dan anggur ini baik untuk anda'.
"Akhirnya Pater Porter mengerti bahwa hadiah itu memang ditakdirkan untuk dia; maka dinikmatinya dengan penuh rasa syukur setiap butir anggur tersebut, dan malam itu dia pergi tidur dengan bahagia.
Dengan cara itu, lingkaran telah terbentuk sempurna; Lingkaran kebahagiaan dan kegembiaraan yang selalu mengelilingi mereka yang bersentuhan dengan kekuatan cinta.


^_^

Cerita ini saya khususkan buat Orang-orang tersayang, terima kasih sudah memuat saya ada dalam lingkaran Cinta Kalian,.. Bapa La, Mama Tina, Elnny, Mesakh, Noli, Spesial k’Meky Kollo (Takdirku)  ;)

Si Kerdil Homo floresiensis “Perdebatan tiada berujung”



Si Kerdil Homo floresiensis “Perdebatan tiada berujung”

Anggreni Liunokas


Perjalanan menakjubkan ke zaman purba

Sabtu, 14 November 2015, jam 11.00 WIB, dengan diiringi terik sang surya yang mulai menunjukkan kekuasaannya atas alam semesta ini, akhirnya rombongan kami yang dipimpin langsung oleh Bapak Ferry Karwur tiba di bumi sangiran, sebuah situs arkeologi di jawa, Indonesia. Daerah yang terdiri dari 56 km2 (7km × 8km) ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 km sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten yaitu Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Di sambut penuh ramah oleh Peneliti lulusan Arkeologi UGM, Pak Iwan Setiawan Bimas mengisyaratkan sangiran sebagai tempat yang tepat untuk menjawab semua misteri kehidupan dan budaya hidup manusia dalam situasi ilmiah. Beliau yang sudah menantikan kedatangan kami langsung mengantarkan rombongan ke ruang pertemuan Prof. Dr. Teuku Jacob, sengaja dinamakan demikian sebagai penghormatan atas dedikasi yang luar biasa dalam mempelopori dan mengembangkan ilmu tentang manusia purba (paleoantropologi) di Indonesia, telaah beliau terhadap fosil-fosil manusia purba Sangiran telah menembus dalam di dunia ilmiah, yang dikagumi secara nasional dan dihormati oleh kalangan internasional ujar Pak Iwan sambil mempersiapkan materi ‘The Homeland of Java Man’, namun sebelum materinya dimulai anggota rombongan kami diperkenalkan satu per satu oleh pak Ferry agar kecanggungan bagi anggota rombongan yang baru pertama kalinya datang dan bersentuhan langsung dengan situs warisan dunia yang mengesankan ini bisa di minimalisir. Dan pemaparan materi pun dimulai, semua yang ada termasuk saya sangat menikmati, terlelap dan seakan turut ada dalam perjalanan menakjubkan ke ratusan bahkan miliaran tahun lalu tanpa sekata patah pun hingga slide terakhir di tampilkan oleh pak Iwan, yang ada hanya reaksi tepukkan tangan bahagia, puas, bangga dan merasa mendapatkan sesuatu yang sangat berharga saat merasakan dengan kesadaran penuh jika tempat kami duduk adalah sejarah ditemukannya Homo erectus (manusia tegak) jenis tipik yang dikenal “Sangiran 17“. Bagaimana jika kubah sangiran ini tidak terbentuk? Akankah tetap menjadi teka teki bagi dunia ilmiah? Tidak sampai disini saja, kami diajak berkeliling dari satu klaster ke klaster yang lain, dan bertemulah saya dengan replika ‘si kerdil Homo floresiensis’ (manusia dari flores) tepatnya di klaster Kikilan di pajang bersama replika dari Sangiran 17, sebagai seorang anak asli NTT sempat terperangga dan penuh pertanyaan mungkinkah ini nenek moyang kami? namun kembali tersadar bahwa produk akhir seleksi alam hanyalah organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya saat ini Homo sapiens (manusia bijaksana). Benarkah Homo ini tergolong Homo erectus, Homo sapiens atau Homo habilis?.
Tulisan ini akan mengulas perdebatan yang tiada berujung mengenai Homo floresiensis.

Homo floresensis (manusia dari flores, Hobbit)
Dibandingkan dengan jenis lainnya, Homo floresiensis ini memiliki keistimewaan karena tubuhnya yang kerdil, dengan tinggi badan 106 cm, berat 25 kg  tengkoraknya panjang dan rendah, berukuran kecil dengan volume otak 380 cc, kapasitas karnial ini berada jauh dari Homo erectus (1.000 cc), manusia modern Homo Sapiens sapiens (1.400 cc) dan bahkan dibawah volume otak chimpanse (450 cc). Rahangnya kekar tetapi mempunyai gigi kecil dan tidak mempunyai dagu. Sedangkan proporsi muka, gigi-geligi, alat-alat kunyah, dan indra karnialnya relatif menyerupai manusia modern, inilah yang menyebabkan temuan ini sebagai milik genus Homo dan masih menjadi perdebatan hingga saat ini, terutama kecilnya ukuran tubuh dan proporsinya yang dianggap sebagai perkerdilan akibat implikasi endemik, penyakit dan lainnya.
Fosil ini ditemukan oleh seorang pastur bernama Verhoeven pada tahun 1958 di Goa Liang Bua dusun Rampasasa, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mulanya Ia menemukan beberapa fragmen tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpihan dan gerabah. Namun baru di umumkan sebagai temuan yang menghebohkan pada bulan september 2003 di bawah kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (dulu Puslit Arkenas) yang dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari University of New England. Dari cerita rakyat setempat, masyarakat flores menyebut manusia kerdil ini dengan nama Ebu Gogo. Rangka manusia ini ditemukan pada kedalaman 5.9 meter dari permukaan tanah menunjukkan umurnya 18.000 tahun, dan ditemukan seluruhnya berjumlah minimal 6 individu dan masih dalam bentuk subfosil (Sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu). Keenam sisa-sisa tulang itu diberi kode LB1 yang diperkirakan adalah betina dan ditemukan pada lapisan tanah berusia 18.000 tahun,  sampai LB6 yang masing-masing berusia antara 94.000 dan 13.000 tahun. Usia dari Homo floresiensis diperhitungkan dari usia lapisan tanah dan bukan dari tulangnya sendiri, karena pendugaan usia kerangka dengan radioaktif sulit dilakukan, sehingga dimungkinkan usia lapisan lebih tua daripada usia kerangka. Materi genetik pun tidak dapat diperoleh walaupun tulang tidak membatu, sehingga sulit dilakukannya  analisis DNA.

Homo floresiensis Perdebatan yang tak berujung

Penggalian di Gua Liang Bua ini telah menghasilkan apa yang disebut “penemuan yang paling penting dalam evolusi manusia selama 100 tahun” (Wood B. 28 Oktober 2004). Bagaimana tidak? Rangka manusia ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dan menjadi perdebatan bagi para ahli. Terdapat dua arus pendapat, pertama yang menganggap Homo floresiensis sebagai spesies baru dari hominin, sering disebut Hobbit, yang dimotori oleh para peneliti dari Australia, antropolog Peter Brown, Michael Morwood, serta koleganya. Kedua yang mengatakan Homo floresiensis jenis yang sama dengan “Lucy”nya Australopithecus africanus, bukan spesies baru tetapi merupakan bagian dari spesies manusia modern dari bangsa Homo erectus atau yang lain, sekedar Homo sapiens yang menderita sindroma kekerdilan dan penyakit microchepaly, penyakit yang menyebabkan pengerdilan volume otak dan ukuran tubuh yang dimotori oleh Profesor Teuku jacob dan koleganya dari UGM, Yogyakarta. Perdebatan ini memanas dan menyebabkan Liang Gua dan beberapa Gua disekitarnya dinyatakan tutup untuk peneliti asing hingga sepeninggalnya Profesor Teuku Jacob tahun 2007, dan dibuka kembali untuk kepentingan penelitian. Di tahun yang sama para peneliti Homo floresiensis menemukan petunjuk baru berdasarkan pengamatan terhadap morfologi tengkorak eksternal dari fosil yang ditemukan yang menunjukkan bahwa Homo floresiensis bukan merupakan manusia modern melainkan spesies yang berbeda yang tidak terpengaruh oleh microcephaly. Penemuan ini di publikasikan dalam Jurnal PNAS oleh Harvard Univercity, Cambridge. Hal ini sekaligus menjadi jawaban terhadap tentangan sejumlah ilmuwan mengenai keabsahan spesies baru ini karena hasil penemuan menunjukkan bahwa tulang Homo floresiensis berbeda dari tulang Homo sapiens (manusia modern) maupun Homo neandertal.
Dua publikasi pada tahun 2009 memperkuat argumen bahwa spesimen LB1 lebih primitif daripada Homo sapiens dan berada pada wilayah variasi Homo erectus. Publikasi pertama yang dimuat di Anthropologi Science membandingkan LB1 dengan spesimen Homo sapiens (baik normal maupun patologis) dan beberapa  primitif. Hasil kajian morfometri ini menunjukkan bahwa Homo floresiensis tidak dapat dipisahkan dari Homo erectus dan berbeda dengan Homo sapiens normal maupun patologis karena  microcephaly. Hasil analisis kladistika dan statistika morfometri terhadap tengkorak dan bagian tulang lainnya dari individu LB1 (betina), dan dibandingkan dengan manusia modern, manusia modern dengan microcephaly, beberapa kelompok masyarakat pigmi di Afrika dan Asia, serta tengkorak Hominin purba menunjukkan bahwa Homo floresiensis secara nyata memilik ciri-ciri berbeda dari manusia modern dan lebih dekat kepada hominin purba, sebagaimana dimuat dalam jurnal Significance. Meskipun demikian, kedua kajian ini tidak membandingkan Homo floresiensis dengan kerangka manusia kerdil atau katai (istilah yang dipakai Prof. Jacob) Flores yang menderita microcephaly.
Homo floresiensis, tidak sedikit kaum akademis yang meneliti, namun banyaknya variabel yang ada membuat semakin susah menemukan dan menentukan benang merahnya. Kombinasi karakter erectus dan sapiens ataukah sebagai hominin purba biarlah dinyatakan dalam konvensional kebijaksanaan dari ‘hukum murphy’ : apa yang terjadi, akan terjadi pada waktunya.

Foto diambil saat melakukan kuliah lapangan 'Evolusi' di Bumi Sangiran
#Replika Homo erectus '' Sangiran 17"













Senin, 16 November 2015

Selalu Ingin Berusaha Untuk KITA

*SELALU INGIN BERUSAHA UNTUK KITA*

'Pertama kalinya ke party bersama'
Menemukanmu di ujung penantian adalah sebuah berkat dari Tuhan yang akan kusyukuri sepanjang Zaman. Kamu adalah jawaban dari pertanyaan tentang pasangan hidup yang sering kusampaikan padaNYa dalam setiap Sate malamku. Kini, kamu ada untuk melangkah hidup bersama. Sayang, maafkan karena kekasihmu ini tidak akan pernah jadi sosok yang sempurna. Tapi kamu tentu tahu bahwa disini, aku selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Pertemuan kita adalah hadiah terindah dariNya untukku sebagai manusia. Setelah patah berulang kali karena urusan asmara, kini Tuhan memberiku bahagia lewat hadirmu di dalamnya.

Aku dan kamu jelas tak bisa menolak dan tak bisa menebak alur hidup yang telah dipersiapkan Sang Pencipta, termasuk pertemuan kita yang terjadi tanpa sengaja. Waktu itu, seingatku, kamu adalah salah satu teman kerjaku ditempat kerjaku yang dulu, namun saat itu kita belum saling dekat bahkan tidak saling mengenal dengan baik layaknya sekarang, waktu itu juga kita berdua masih sama-sama ada yang memiliki, dan tak ada niat sedikit pun dari ku untuk mau mengenal mu. Salah satu di antara kita tidak ada yang menyangka jika pertemuan tersebut akhirnya yang membawa kita sampai sekarang ini. Lama waktu berganti sejak aku tidak lagi bekerja di tempat kerjamu yang sekarang dan mulai bekerja di tempat lain kau mulai sering ke rumah dengan alasan mantan teman kerja, sejak saat itulah kita pun mulai sering pergi bersama untuk berbagai kegiatan. Mulai dari jalan berdua ke tempat rekreasi yang jaraknya lumayan dari kota kita, berkumpul dan bersenda gurau bersama teman-temanmu yang juga merupakan mantan teman kerjaku dulu, semuanya melibatkan kita dalam satu kebersamaan. Jika sebelumnya aku selalu agresif dalam urusan cinta, entah mengapa denganmu semuanya mengalir begitu saja. Kamu hadir dalam sosok yang begitu berbeda dan dalam waktu yang sangat singkat sekali. Ya kamu membuat episode jatuh cintaku ini begitu sederhana. Bila biasanya aku selalu menggebu jika sudah berurusan dengan perasaan, kamu justru memutar kebiasaan tersebut. Aku yang saat itu masih dalam suasana tidak ingin untuk membuka hati karena cinta yang pernah ada, menjadi ingin karena sesuatu yang lain dan beda darimu mungkin karena kau hadir sebagai sosok teman yang membuat perasaan ini semakin kuat dan dalam.

Tidak hanya mengajariku untuk jatuh cinta secara sederhana. Penerimaanmu terhadapku, membuat aku mengerti arti mencintai apa adanya.

Diantara beberapa pria yang pernah ada, kamu satu-satunya sosok yang bisa menanggalkan semua aturan. Menerima pasangan tanpa syarat dan ketentuan adalah caramu mencintaiku yang jujur belum pernah ada dari kisah-kisahku sebelumnya. Seingatku hanya dirimulah yang dengan mudah mau diajak jalan bersama keluarga besarku, kamu tidak pernah menuntutku menjadi sosok yang harus tampil cantik di setiap waktu, melaporkan semua kegiatan secara detailnya, serta tidak pernah keberatan jika aku menjalin pertemanan dengan lelaki manapun, apalagi pekerjaanku waktu itu lebih banyak berkecimpung dengan teman lelaki. Kamu juga sosok yang ingin selalu ada di sisi setiap waktu kau bisa, satu yang membuat aku sampai saat ini selalu bersyukur memiliki mu yaitu saat kamu rela membuang waktu istirahatmu hanya untuk menjemput aku yang sedang berada di tempat kerja yang jauh dari kota kita, padahal aku masih bisa pulang bersama teman-teman kerja yang lain, satu kata yang kau ucapkan saat itu ‘Aku hanya ingin Aku ada disaat kau butuh, dan aku tak mau kau jauh dariku’. Sungguh kau adalah sosok yang selalu didambakan oleh para wanita.
Kamu pun tidak pernah menentangku untuk meraih mimpi mendapat gelar setinggi mungkin. Keinginanku untuk melanjutkan kuliah serta berkarir dimasa muda kau dukung dengan penuh ketulusan. Ini adalah cita-citamu wujudkanlah aku tetap akan ada disamping mu dan akan selalu menemanimu sungguh kalimat yang terdengar sederhana namun merupakan dukungan yang tak ternilai harganya karena kita akan terpisah jarak dan waktu.  

Kemauanmu untuk menerima kekuranganku itulah yang justru membuat kekasihmu ini tak tinggal diam. Setiap hari aku selalu berusaha bertransformasi jadi pasangan yang lebih lagi.


Tentu tidak ada yang lebih patut kusyukuri selain mendapatimu tetap setia menaut hari hingga hari nanti. Penerimaanmu yang tulus serta sederhana tak ayal membuatku sebagai wanita malu jika tidak bisa memperbaiki diri. Maka ditengah kesibukanku menimba ilmu di tanah seberang, ku sempatkan diri untuk belajar menjadi pribadi yang kau suka walaupun belum sesempurna yang kau inginkan. Terima kasih sayang sudah membuatku berkembang, tanpa perlu memaksa. Aku sekarang sudah mulai berdandan dan rajin diet, bukan karena takut kamu berpaling atau apa, hanya saja aku semakin tak tega membiarkanmu menemuiku dengan penampilan seadanya. Jika dulu aku selalu berusaha menaikan standar diri karena paksaan dan ketakutan ditinggalkan, denganmu semuanya dilakukan karena kesadaran.
Untuk semua cerita manis yang telah kita lewati. Terima kasih sayang sudah merengkuhku dalam pelukan meski ada banyak kekurangan yang masih belum bisa kutanggalkan.



Sengaja aku menyelipkan tulisan ini di sini, agar kau sempat membacanya di sela jam kerjamu. Kamu harus tahu bahwa dirimu adalah sosok pria yang membuatku kagum dengan semua perlakuanmu. Terima kasih sayang untuk semua pengertian yang hingga kini tak henti kau berikan, walau kita sekarang terpisah jarak dan waktu, yang entah kapan bisa bertemu lagi..
Aku jelas belum bisa menjadi kekasih yang sempurna. Tapi disini melalui ini yang kau baca ini, aku mau kau mengerti bahwa diriku jelas selalu berusaha. Kuharapkan hingga nanti kamu tetap bisa menerimaku sebaik sekarang. Untuk kelemahan yang masih melekat dalam diriku, terima kasih karena kau tak pernah meninggalkanku.


Dari perempuan yang banyak kekurangannya

namun yang kau sebut Tunanganmu
Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design